Nama gue Nasya Leana yang katanya cantik tapi
kasar. Gue berambut panjang segi, kulit putih, tinggi,bibir tipis. Kehidupan
keluarga gue bisa dikatakan cukup mewah, lain halnya dengan hubungan
kekeluargaan. Gue duduk dibangku kelas X SMA Cakrawala. Gue Cuma punya dua
sahabat yaitu Sonya dan Vanya. Disekolah hampir semua siswa takut sama gue,
karena gue suka mengusik mereka yang lemah. Dan apapun yang gue mau, harus gue
dapati. Walaupun gue begitu,gue deket sama para guru.
Di jam pelajaran
pertama, gue disuruh maju sama Bu Retno
-Wali kelas X-A SMA Cakrawala untuk mengerjakan PR Matematika. Dan hasilnya
memuaskan. Lalu kata bu Retno gue disuruh ke kantor guru sehabis pulang
sekolah,ya gue iya aja.
Di kantor
guru, sudah ada dua orang yang sedang duduk yaitu Gio dan Luna.Gue ikut duduk
aja disana, lalu pak Bara-Kepala Sekolah SMA cakrawala menghampiri, katanya
gue, Gio dan Luna ikut lomba cerdas cermat IPA yang akan dilaksanakan minggu
depan. Gue setuju dan siap untuk ikut itu,tapi satu hal yang bikin gue males
ikutan adalah sekelompok dengan Luna. Giorgino itu cowo yang gue suka,siapapun
yang berani mendekatinya, maka berurusan sama gue. Gio sosok cowo yang
cool,ganteng, putih,tinggi,tapi cuek dan gue suka cowo seperti dia. Gio pun sama
kaya gue dia suka sama gue,tapi dia gak suka dengan sikap kasarnya gue. So,
yang berhasil mendapati hati Gio adalah Luna. Hati gue makin muak pertama
denger kabar itu, awalnya selalu bilang sama gue, kalau gue mau sama dia ya
hilangin sikap kasarnya gue ke temen temen. Tapi gue ga bisa, itu hobi gue dan
ga akan pernah gue hilangin hobi itu. Gio makin ga mau sama gue dan jadianlah
sama Luna. Hidup Luna selalu terancam ketika ketemu gue dan gak ada satupun
siswa yang berani melaporkannya. Begitulah, jangan berani bermasalah sama gue,
kalau ada yang ngelaporin maka terancam hidupnya.
Hasil
dari cerdas cermat kemarin juara satu, itu berkat gue yang semangat belajar ketika
bimbingan. Hidup gue dipenuhi belajar, belajar, dan belajar. Kalau sudah mumet
yang lemahlah jadi korban.
Tiba tiba
gue dipanggil ke kantor. Gue disuruh ke ruangan kepala sekolah. Pak Bara sudah
duduk dikursinya dengan wajah yang seram. Dia bicara bahwasanya kalau gue
ngelakuin hal itu lagi maka akan dikeluarkan dari sekolah. Gue dikasih surat
peringatan untuk diberikan ke orang tua gue. Gue ambil suratnya lalu keluar
dari ruangan tesebut. Gue bingung maksud dari “ngelakuin hal itu lagi” apa itu
tertuju pada gue yang suka mengganggu hidup orang. Siapa si yang berani
beraninya laporin gue.
Jam Pelajaran berlangsung, dengan keheningan dikelas
bu Retno memulai berbicara dengan menyebut nama gue, katanya si dia kecewa sama
gue, gue yang kelihatan baik Ketika depan guru, sekarang ngga. Lalu menyambung
lagi omongannya, dia juga kecewa dengan nilai ujian semester kemarin. Lah,
apalah daya kenapa semuanya begini, siapa si dalang dibalik ini semua?
Sudah gue
cari cari siapa yang berani ngelaporin tapi tidak dapat petunjuk. Siswa SMA
Cakrawala juga sudah berani nantangin gue, ngehina gue, cuma Sonya dan Vanya
yang masih setia nemenin gue. Gue terpuruk atas semua kejadian ini, lalu gue
mutusin buat berjalm di malam hari sendiri.
Setelah gue sadarkan diri, di depan gue ada orang
bertopeng dan menyuruh gue untuk menjadi orang yang ga kasar, kalau tidak gue
gak bakalan selamat. Gue cuma menganggukkan kepala karena takut akan senjata
yang ada ditangannya. Lalu dia membuka topengnya dan langsung gue peluk.
Praditya Nugraha yang suka gue panggil Nugha.
Dia adalah sahabat kecil gue dan dia yang tahu tentang lika likunya keluarga
gue yang menjadikan gue Perempuan yang kasar dan dia yang tahu apa yang harus
dilakukan buat gue menjadi perempuan yang baik.
Gue lemah
Ketika dekat dekat dengan Nugha. Gue sudah kehilangan dia dari sejak gue kecil.
Jadi gak mau lagi kehilangan kedua kalinya. Pokoknya hanya dia yang bisa
nenangin hati gue. Tapi herannya kenapa kok dia tau keberadaan gue disini?
Sekarang
gue berada dirumahnya Nugha bersama tante Mira dan om Reno. Gue sangat dekat
sama keluarga mereka. Kalau bunda sama ayah berantem, gue pasti menghindar dan
lebih memilih main di taman Nugha.
Nugha
mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Jadi Nugha menghilang itu
karena dia meneruskan sekolahnya dikeberadaan ibunya. Nugha gak beri kabar dulu
ke gue dan gak satupun yang mengetahui rumah ibunya Dimana. Cerita ya sih gitu.
Gue udah
mulai sekolah lagi seusai sakit tiga hari kemarin. Gue baru datang sekolah
bukannya dikasih sambutan hangat sama temen tapi malah sebaliknya. Semuanya
sedang mengobrolkan tentang gue yang katanya “Pede amat itu orang masih sekolah
disini”, dan banyak lagi hujatan yang lainnya. Gue hampiri Sonya dan Vanya, dan
terkejutnya mereka sedang Bersama Luna. Perkumpulan mereka sangatlah asik, mau
gue samperin tapi gue males buat berantem yang pada ujungnya guelah yang
disalahin sama guru dan dikeluarkan. Gue gak mau itu terjadi, sekolah ini
adalah sekolah terfavorit dan gue harus lulus disekolah ini.
Gue
selalu merenungi, apakah gue bisa memperbaiki semuanya. Tapi gue itu tipe orang
yang gak mudah menyerah, satu satunya buat kasih gue Solusi itu hanya Nugha.
Dan gue mutusin buat nemui Nugha.
Di taman,
Nugha sudah menuggu gue. Gue datang dan certain tentang apa yang sudah terjadi
di sekolah tadi, terus gue nambahin ceritanya ‘ya semua itu terjadi karena ada
yang laporin gue ke guru tentang gue suka ngebully. Gue gak tau itu siapa,
pokoknya gue benci”. Lalu jawabnya Nugha”udah terima aja mungkin itu yang
terbaik buat kamu, kamukan dulunya juga bukan orang kasar kamu gak pantas ada
di sikap itu. Kamu itu baik, kembalilah pada sikapmu yang dulu”. Gue mengiyakan
tapi gue masih gak terima kalau Sonya dan Vanya itu diambil Luna.
To Be Continued ............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar